Rabu, 27 Maret 2013

Aku Ingin Tertawa

Diposting oleh Unknown di 22.24 0 komentar

Aku Ingin Tertawa
Afdholifah Ainunia Hago

Dulu, sebelum kita jauh
Aku tak pernah menangis karenamu
Aku tak pernah terluka olehmu
Aku hanya tertawa karenamu
Aku hanya tersenyum bahagiaa
Yaa, hanya bahagia

Kemudian, saat hamparan laut luas dan berjuta kilometer daratan memisahkan kita
Semua mulai berbeda
Semua mulai tak sama
Seakan dirimu bayang semata

Saat kita mulai tak bertatap mata
Berkurang sudah rasa percaya
Sebab dirimu yang menggandengnya mesra
Dibelakang mataku yang jelas tak bisa melihat

Aku bukan sekali mengetahui
Saat ada wanita lain yang kau cintai
Tapi dengan yakinmu meyakini
Janjimu yang akan mengakhiri

Bukan satu tapi tiga
Luka hati yang kau torehkan  bertumpuk tiga
Kau tau, luka hati tak dapat sembuh
Dia berbekas dan menyakitkan
Selamanya tinggal menempel dalam kenangan pahitku

Kau tau akan selalu mendapat maafku
Kau tau akan dengan mudah mendapat senyumku
Kau tau aku bodoh untuk dibodohi olehmu
Dan kau melakukan sekian juta kesalahan berikutnya dengan sadarmu



Tapi maaf saja sayangku
Aku tak bisa melakukannya lagi bersamamu
Aku takut jatuh lagi
Ke tempat yang sudah aku ketahui

Biarkan akan bebas
Aku tak ingin mengenal air mata
Aku tak ingin mengenal luka...lagi
Aku tak ingin terjatuh lagi
Aku tak ingin menjadi rapuh lagi

Biarkan aku tertawa sayang
Tanpamu, dan tanpa janji palsumu
Biarkan aku melayang terbang
Bebas tanpa batas
Jauh dari duka dan lara




Senin, 04 Maret 2013

MENCINTAI DALAM DIAM

Diposting oleh Unknown di 00.18 0 komentar

MENCINTAI DALAM DIAM
Afdholifah Ainunia Hago

Entah kenapa, aku lebih senang mencintaimu dalam diam. Aku merasa nyaman mencintaimu dalam jarak. Tenang tapi tersiksa mencintaimu dalam perih. Aku tak menuntutmu untuk mencintaiku sampai mati, tapi jika sudah lelah dengan rasa ini, katakan dan aku akan menerimanya. Ikhlas dan tulus. Karena rasa ini diciptakan untuk mereka yang memang menginginkannya saja, bukan paksaan. Benar sayang? Tapi dalam jarak yang terbilang jauh ini, kau merusak semuanya. Mengahancurkannya dalam sekejap, meruntuhkannya dengan gampang, dengan santai tanpa rasa takut. Kenapa tidak kau lepas dulu saja aku? Kenapa melakukannya saat kita masih bersama? Tak kau pikirkan rasa sakit yang akan aku tanggung? Kamu egois sayang, ya kamu egois. Maaf aku mengatakannya. Tapi kamu benar-benar tak peduli setiap detik dimana nafas yang berhembus ini mengatakan betapa aku merindumu, betapa aku ingin memelukmu, dan betapa aku ingin merapatkan tiap daratan untuk kita bisa saling bersua. Aku menangis dalam tawaku, aku terluka dalam kata “Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku”. Aku tau, aku terlalu bodoh untuk tetap mencintai laki-laki yang sudah dengan nyatanya menyakitiku. Tapi mau kau apakan rasa cinta ini? Mau kau kemanakan rasa sayang yang sudah terlalu kuat ini? Terlalu susah untuk melepasmu, melepas kenangan ini, apalagi menghapus rasa ini. Ini perih tapi aku menikmatinya. Ini sakit tapi aku menerimanya. Aku menyukai mencintaimu dalam luka yang terbilang ganas.

Jarak, itu masalahnya bukan? Aku disni, dan kau disana. Kita hanya bisa bercumbu lewat kata, memeluk lewat doa,  merindu dalam bayangan, tapi bukankah dulu kita sama-sama menyukai berjanji untuk saling menuggu? Bukankah setia yang selalu kau katakan untuk meyakinkan aku? Bukankah dirimu hanya untukku? Bukankah kata “KITA SELAMANYA” punya arti mendalam untuk kita?  Bukankah begini, bukankah begitu sayang? Seharusnya tidak seperti ini kan?

Tak bisa kulukiskan rasa ini. Perasaan dengan mudahnya aku disakiti tapi aku masih dengan tulus mencintaimu. Kata orang-orang aku terlalu goblok untuk digobloki. Aku paham, tapi sekali lagi aku menyukai mencintaimu dalam luka.
Aku masih mencintaimu, entah sampai kapan. Hanya beda, sekarang kau bebas lepas pergi mencari yang lain. Tak akan kularang, tak akan ku tahan, ini kata-kata bohong bahwa AKU BAHAGIA JIKA KAU MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK DARI AKU. Karena akulah yang terbaik dan kau hanya pantas bersamaku sayang. Tapi tak akan aku buka hati ini lagi, cukup sekali. Dan kututup selamanya, untuk dirimu dan untuk siapapun. Biarkan aku mencintaimu dalam diam, dalam jarak, dan dalam luka.






 

writing is beauty Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea