Kursi, kalau mendengar kata kursi mungkin
sekelebat bayangan yang ada di pikiran orang yang mendengarnya adalah benda
yang mempunyai empat kaki, sebagian mempunyai sandaran belakang dan sebagian tidak
mempunyai, digunakan untuk duduk, sekedar bersantai, dan kegunaan-kegunaan lain
yang biasa dijumpai dalam aktivitas sehari-hari. Contoh saja, kursi makan,
kursi belajar dan kursi-kursi lainnya. Semua orang bisa menduduki kursi yang
satu ini, dengan maksud bahwa memang kursi yang dimaksud adalah hanya kursi
biasa.
Pertanyaan lain muncul, adakah kursi luar biasa
jika ada kursi biasa? Tentu saja ada. Kursi luar biasa yang dimaksud ini bukanlah kursi terbang atau kursi yang
mempunya kekuatan magis. Kursi luar biasa ini ada di dunia, dalam konteks
nyata. Tapi tentu saja tidak semua orang bisa mendudukinya karena sesuai
namanya ini kursi luar biasa berarti hanya diduduki oleh orang-orang yang tidak
biasa bukan?
Ya, kursi luar biasa yang diduduki oleh orang-orang
tidak biasa adalah kursi orang-orang biasa adalah kursi penguasa, pemimpin,
orang penting, orang-orang besar, dan lain-lainnya. Mereka-mereka ini bisa
duduk dikursi luar biasa sebab mempunyai kriteria tertentu. Kepintaran,
kelihaian dalam suatu hal, status yang tinggi dan kriteria-kriteria lain yang
memungkinkan.
Karena namanya kursi luar biasa maka tentu yang
mendudukinya mendapat perlakuan istimewa. Dipercaya, dihormati, disegani dan
mungkin saja “dimanjakan”. Jika berpositive thinking, tentu saja tidak semua
orang besar mau dimanjakan.
Karena posisi yang istimewa ini, terkadang
mereka yang mendudukinya tidak takut untuk berbuat kesalahan. Sebab mereka
berkuasa, mereka memimpin, jadi kenapa tidak mungkin untuk melakukan sedikit
perbelokan dari jalan lurus yang dilihat dari mata orang- orang luar? Toh
mereka mempercayai untuk dipimpin. Ada kemauan, ada jalan, jadi kenapa harus
berpikir dua kali?
Pemikiran seperti itulah yang terkadang membuat
seseorang yang menduduki kursi luar biasa ini kemudian dipandang oleh orang
lain bahwa dia yang duduk disana hanyalah orang bernafsu yang kebetulan
mempunya jalur hijau untuk memuaskan nafsu jahatnya.
Hal inilah yang membuat suatu negara di pandang
buruk. Berpikirlah seperti ini, jika yang memimpin saja seperti itu, lalu
bagaimana dengan orang yang ada dibawahnya?
Seharusnya berjalan seperti ini, karena itu
kursi luar biasa maka yang mendudukinya adalah orang beretika luar biasa yang
mempunyai jalan pikiran cerdas dan bersih. “Aku duduk disini sebab ini kursi
luar biasa, hanya orang tertentu yang mendapatkannya, jika aku membawa kursi
ini keluar jalur, sama saja aku mulai menodai image kursi ini menjadi kursi
sangat hina untuk diduduki. Jika aku membawa keluar jalur, bagaimana dengan
penerus-penerus yang akan duduk disini? Akankah mereka mendapat kepercayaan
lagi? Akankah mereka yang berniat baik dapat dengan mudah untuk duduk dikursi
ini jika sekarang aku mulai menunjukan bahwa yang duduk disini hanyalah orang
pengkhianat serta pengingkar janji?”.
0 komentar:
Posting Komentar