Hallo Masa Lalu
(Afdholifah Ainunia Hago)
Halo
masa lalu. Bagaimana kabarmu? Sehat-sehat sajakah ? Dan apakah dirimu sudah
move on dari cinta lalu kita? Maaf aku hadir kembali dalam cerita hari-harimu, sebab
Tuhan mengirimmu dalam mimpiku lalu membimbingku untuk menemuimu lagi. Susah ku
tahan, sebab hatiku memaksa untuk memuaskan rasa rindu yang tertahan terlalu
lama.
Kulihat
di facebook kamu sering sekali muncul. Sepertinya seorang wanita berhasil
memikat hatimu. Entah siapa, tapi dilihat dari semua status facebookmu kamu
begitu menginginkannya, kamu begitu berhasrat untuk memilikinya. Bisa kupastikan
betapa bahagianya dirimu akan “wanita barumu” yang sedang kau usahakan itu.
Jadi
sekarang aku menjadi mata-mata. Entah kenapa aku terus mengikuti update terbarumu di facebook. Ada status
yang mengatakan betapa bahagia dirimu mendapat telpon darinya, obrolan panjang
kalian, ucapan selamat pagi, sedang apa, bagaimana dirimu mati-matian
mengejarnya dan beragam cerita lainnya yang aku sendiri tak mau mengingatnya. Apa
aku cemburu? Sayangnya, iya aku cemburu walau aku tau sudah tak pantas lagi
merasakannya.
Dulu
aku begitu mencintaimu. Kita memang berpacaran, tapi tak kusangka semua
tindakanmu dalam hubungan kita menuliskan bahwa aku tak mendapat balasan rasa
yang setimpal. Ketika aku berusaha
mengsms dirimu yang ku dapat “tak ada balasan”. Ketika aku berusaha menghubungimu lewat telepon,
respon yang kudapat begitu datar. Kau bahkan tak berusaha mencari tau kabarku,
bagaimana hariku, tak pernah sebaliknya. Bahkan aku selalu menahan rasa rindu
untukmu, karena “maaf aku masih sibuk”. Aku memperjuangkanmu, tetapi kamu
mengabaikanku. Tidak ada yang tau, kamu pernah memikirkanku atau tidak. Kalau orang-orang
melihat hubungan kita seperti, aku mencintaimu tapi kamu berlari menjauh. Sepertinya
langkahmu menjadi terseok-seok karena aku bergantung padanya.
Apa
cintamu hanya untuk “hari pertama” saja? Ya mungkin begitu. Jadi kuputuskan
untuk melepasmu. Aku melepasmu dengan tujuan agar kau bahagia. Agar langkahmu
kembali sempurna, tanpa beban, tanpa aku. Lihat sekarang? Kau bahkan sedang
menggebu-gebu untuk mendapatkan wanita itu. Aku bersyukur karena tindakanku tak
salah. Aku tak pernah menyesal membiarkanmu masuk dalam kehidupanku, dan tak
pernah menyesal juga karena melepaskanmu dari hidupku. Berbahagialah masa
laluku, karena bahagiamu kuyakin bukan diriku.
0 komentar:
Posting Komentar